Macam Teknologi Layar Ponsel

Layar merupakan bagian penting dari sebuah perangkat, khususnya smartphone. Saat ini beragam jenis layar disematkan pada sebuah perangkat. Ukuran layar yang semakin lebar memberikan kemudahan dalam pengoperasian. Mau tau sedikit seluk beluk mulai dari sejarah, jenis layar sentuh hingga macam jenis layar yang kini terdapat pada smartphone? Berikut ulasannya.
Teknologi Layar Sentuh
Sebelum layar sentuh ditemukan, ponsel menggunakan layar monokrom yang dimulai dari hitam putih hingga berwarna. Kini, layar sebuah perangkat seperti smartphone sudah jamak menggunakan layar sentuh.
Teknologi layar sentuh sebenarnya mulai dikembangkan dan dipatenkan pada tahun 1970. Lalu pada tahun 1980-an paten dari teknologi layar sentuh telah habis dan mulai digunakan secara massal di berbagai teknologi termasuk pada ponsel. Kini teknologi layar sentuh telah berkembang dengan sangat pesat dengan segala macam keunggulannya.
Pada ponsel, perkembangan teknologi layar sentuhnya sangat signifikan dan cepat. Sehingga membuat banyak vendor ponsel yang berlomba menciptakan ponsel layar sentuh dengan teknologi yang mumpuni. Teknologi layar sentuh ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu resisitif dan kapasitif.
Layar Sentuh Resistif
Layar sentuh pada teknologi resistif ini merupakan jenis layar sentuh yang menggunakan 2 buah lapisan layar yang memiliki sifat penghantar listrik yang berbeda, yaitu bersifat konduktif dan resistif.
Konduktif bermakna dapat menghantarkan arus listrik sedangkan resistif bermakna tidak dapat menghantarkan arus listrik. Dan diantara kedua jenis layar yang berbeda tersebut, terdapat pixel-pixel transparan yang memisahkan kedua jenis lapisan tersebut. Sehingga normalnya kedua layar tersebut tidak bersentuhan. Di lapisan konduktif mengalir arus listrik yang berfungsi sebagai arus referensi saat layar disentuh oleh sesuatu.
Saat layar disentuh, maka layar yang bersifat konduktif dan layar yang bersifat resistif akan bersentuhan dan menyebabkan terjadi gangguan pada arus referensi di lapisan konduktif. Dan lokasi gangguan tersebut akan dibaca oleh prosesor untuk diketahui koordinat spesifik untuk kemudian diolah menjadi sebuah aksi untuk reaksi yang lain.
Layar jenis ini bisa bereaksi pada sentuhan tangan manusia maupun sentuhan benda-benda lain seperti stylus, bahkan debu atau air. Hal ini merupakan kelemahan yang cukup mengganggu. Karena jika kita menyimpan ponsel kita di saku maka sentuhan dengan bahan celana akan direspon sebagai sentuhan. Kelemahan lain pada layar sentuh jenis ini adalah tampilan layar menjadi kurang jernih. Sehingga warna dari gambar yang tertampil tidak maksimal.
Layar Sentuh Kapasitif
Berbeda dengan layar sentuh resistif yang menggunakan 2 lapisan yang memiliki perbedaan sifat penghantar listrik. Teknologi kapasitif menggunakan sebuah bahan yang menyelimuti layar. Bahan yang menyelimuti layar ini menggunakan bahan yang bernama indium tinoxide yang menghantarkan arus referensi.
Saat layar disentuh dengan jari, maka arus referensi akan mengalami gangguan karena jari manusia memiliki arus listrik meskipun arusnya lemah. Oleh karena itu layar jenis ini hanya merespon pada sentuhan jari atau organ tubuh manusia.
Setelah terdapat gangguan pada layar yang disentuh, prosesor menyimpan informasi tersebut lalu kemudian mencari letak koordinat sentuhan menggunakan 4 titik sudut yang dijadikan referensi. Dan seteah mendapatkan koordinat tepat, maka informasi tersebut disimpan untuk informasi di aplikasi yang berjalan.
Kelebihan pada layar ini tampak jelas pada efek sentuhan yang harus dilakukan pengguna. Sentuhan yang bukan jari atau organ tubuh lain tidak akan dianggap sebagai sentuhan. Sehingga jika ponsel disimpan di saku tidak ada masalah dengan sentuhan yang terjadi dengan bahan baju atau celana tersebut. Selain itu kelebihan dari teknologi ini adalah tampilan yang lebih jernih dan jelas. Kini, teknologi layar sentuh resistif kini sudah ditinggalkan dan teknologi layar sentuh kapasitif umum digunakan.
Teknologi Panel Layar
Selain teknologi layar sentuh, panel layar sebagai penampil dari sebuah perangkat juga memiliki teknologi penyerta lainnya diantaranya:
1. LCD
LCD atau Liquid Crystal Display adalah panel layar datar yang sudah umum digunakan dibanyak gadget. Panel LCD ini membutuhkan sumber cahaya (backlight) untuk memproduksi gambar, hal ini dikarenakan panel ini tidak mampu memproduksi cahayanya sendiri. Untuk kualitas, render warna milik LCD cukup bagus namun kontras rasionanya tidak sebagus dengan tipe layar lain, sehingga saat berada dibawah sinar matahari, warnanya akan jauh memudar.
Kualitas LCD sangat bervariasi, hal ini tergantung dari proses manufaktur yang digunakan. Perangkat yang menggunakan kualitas ini tidak hanya pada ponsel, gadget lain seperti monitor komputer dan televisi juga memakainya. dan tentu saja televisi.
2. TFT LCD
TFT LCD (Thin Film Transistor Liquid Crystal Display) adalah jenis layar yang termasuk paling banyak dipakai di ponsel. Bisa dibilang merupakan pengembangan dari LCD, dimana layar jenis ini meningkatkan stabilitas gambar dan keterbacaan panel LCD. Dari namanya dapat diketahui bahwa TFT LCD menggunakan Thin Film Ttransistor (TFT) untuk meningkatkan kualitas gambarnya.
3. IPS
IPS (In Plane Switching) merupakan varian dari LCD dimana panel ini memiliki beberapa kelebihan. Sebut saja kemampuannya dalam menampilkan warna akurat dan konsisten dari berbagai sudut penglihatan (tanpa blur) sehingga gambar yang dihasilkannya pun jauh lebih baik.
4. Retina
Retina adalah panel yang dipakai dalam produk Apple. Dalam pernyataannya, Apple kerap mengklaim bahwa teknologi layar Retina adalah teknologi layar terbaik. Teknologi layar ini memang memiliki kepadatan piksel yang cukup tinggi agar mata manusia biasa tidak dapat mengenali piksel individual dalam jarak pandang normal.
Pada kenyataannya, layar Retina tidak diproduksi sendiri oleh Apple. Disebutkan bahwa Samsung dan LG adalah yang memproduksi layar retina untuk Apple.
5. OLED
OLED (Organic Light Emitting Diode) adalah light emitting diode (LED) di mana lapisan yang memancarkan cahaya terbuat dari bahan organik. Dengan begini OLED tidak membutuhkan backlight untuk menampilkan gambar, sehingga mampu menekan konsumsi daya dan juga mampu menghasilkan level warna hitam yang lebih dalam, dan kualitasnya lebih baik dari pada LCD.
Dengan kualitas yang mumpuni seperti mampu menghasilkan warna yang tajam, sudut penglihatan lebih luas, peningkatan brightness dan konsumsi daya lebih efisien. Untuk fisiknya, layar OLED lebih tipis dan lebih ringan daripada LCD.
6. AMOLED
AMOLED adalah varian OLED yang merupakan kepanjangan dari Active Matrix Organic Light Emitting Diode. Jika Retina identik dengan Apple, maka AMOLED bisa dikatakan ‘milik’ Samsung karena jenis layar ini banyak dibenamkan pada produknya.
Karena layar AMOLED mampu memproduksi cahaya sendirim sehingga ratio kontrasnya tinggi dan lebih efisien dalam mengkonsumsi dayanya. Tetapi dibawah sinar matahari, tampilannya susah dilihat langsung, tetapi kekurangan ini segera diperbaiki dengan teknologi terbaru Samsung, yaitu Super AMOLED, yaitu dengan menunrunkan jarak antar layer.
7. S LCD
S LCD atau Super LCD adalah teknologi besutan S LCD Corporation, yang mana perusahaan ini merupakan bagian dari Samsung. Teknologi ini masih satu varian dari LCD dan merupakan salah satu rival dari layar AMOLED. Yang membedakannya dengan LCD biasa adalah tidak adanya gap udara antara lapisan luar dengan elemen layar bagian dalam.
Untuk urusan konsumsi daya, S LCD lebih efisien dibandingkan dengan beberapa jenis layar LCD yang lain. Pada awalnya, Perusahaan S LCD adalah milik Samsung dan Sony, namun pada tahun 2011, Samsung membeli penuh kepemilikan sahamnya.
8. ClearBack
Jika Retina identik dengan Apple, maka Nokia memiliki teknologi ClearBack. Teknologi ini dibenamkan pada beberapa ponsel Nokia yang berbasis Windows Phone. Teknologi ini diklaim memiliki kemampuan superior diluar ruangan, dengan kata lain meskipun berada dipaparan sinar matahari, tampilan dilayar masih mudah dibaca.
Kualitas layar diklaim mampu menampilkan warna yang sesuai dengan warna aslinya, hampir mirip dengan AMOLED meski teknologi yang digunakan berbeda. Keunggulannya pun nyaris sama, yaitu konsumsi dayanya yang sangat efisien.