Priv, Senjata Terakhir Blackberry

Pelepasan BlackBerry Priv bisa menandai momen penting bagi Blackberry yang membalikkan kondisi yang merugi. Jika Priv gagal, kemungkinan perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario Kanada akan akan keluar dari bisnis hardware dan beralih menjadi penyedia solusi dan perangkat lunak.
Hal itu pernah dikatakan oleh sang CEO John Chen, “Jika saya tidak bisa menghasilkan uang di handset, saya tidak akan berada dalam bisnis handset,” kata Chen pada saat itu, meskipun kemudian menjelaskan bahwa ia bertekad untuk menemukan cara untuk membuat bisnis handsetnya menguntungkan.
Sayangnya, sudah sedikit terlambat bagi Blackberry ketika memutuskan untuk mencicipi pasar Android. Sebab, sang penguasa pasar di Android yakni Samsung malah berpikir bagaimana caranya mereka bisa bertahan sebagai raksasa dengan mengenalkan system operasi buatannya sendiri, Tizen.
Jika saja Samsung tidak berpikir demikian, bukan tidak mungkin akan mengalami “The Innovator Dilema”. Menurut Ben Bajarin dalam satu analisisnya yang dimuat Techopinions.com, hal itu terjadi ketika sang inovator, seperti Samsung, berhadapan dengan para pesaing dengan produk yang jauh lebih murah dengan fitur yang mirip dengan produk milik sang inovator.
“Ketika Anda mengirimkan sistem operasi yang sama dengan pesaing Anda, Anda hanya lebih baik jika harganya lebih rendah,” begitu kata Bajarin seperti dukitip dari Techpinions.com. Analis itu mengatakan bahwa pada akhirnya, para pesaing menjual produknya dimana sang inovator berhenti memasarkan inovasi premium yang membuatnya berada di tempat teratas.
Bajarin mengatakan bahwa produsen Android yang baru akan menawarkan produk yang bahkan sama dengan dengan apa Samsung jual, tetapi dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Dan Bajarin mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan Samsung untuk mengubah situasi itu karena mentalitas yang “cukup baik” di pasar Android. Bajarin mengatakan bahwa Samsung tahu bahwa ini akan terjadi dan itu alasan mengapa Samsung mengembangkan Tizen OS.
Dan jika Anda bertanya-tanya mengapa Apple kebal terhadap teori ini, karena satu faktor kunci. Sejak dulu Apple adalah satu-satunya pembuat ponsel yang menggunakan iOS, itu tidak akan menghadapi pesaing yang menjual lebih murah, tidak seperti Samsung dengan Android.
Tak ada pilihan
Beralihnya Blackberry ke Android memang tak ada pilihan. Ini karena platform BB10 yang digadang-gadang bisa meningkatkan daya saing toh akhirnya juga melempem. Itu karena platform tersebut kurang diramaikan oleh para pengembang aplikasi. Sehingga pengguna tidak punya banyak pilihan untuk menikmati beragam game dan aplikasi popular. Padahal, BB10 juga bisa disematkan aplikasi Android, tapi apalah artinya tanpa ada Play Store resmi dari Google.
“Jadi saya pikir ini adalah cara mereka mengatakan ‘Kami tahu bahwa BB10 tidak bekerja, tetapi kita tahu bahwa kita membuat hardware yang benar-benar baik, mungkin jika kita bisa meyakinkan 5 sampai 10 juta orang untuk membeli ponsel Android ini, maka kita bisa mempertimbangkan bisnis handset kami pilihan yang layak bagi pemerintahan dan perusahaan yang enggan meninggalkan BlackBerry karena pengguna mereka ingin aplikasi, tapi masih ingin keamanan BB10,” kata pemerhati dari Mobilesyrup.
Meski begitu, Blackberry tetap punya sesuatu yang berbeda yang tidak ditawarkan oleh banyak kompetitor. Bukan lagi bicara soal disain, material yang digunakan, modelnya yang manis, tapi Priv juga menawarkan keamanan tingkat lanjut.
Sekedar informasi, Blackberry telah menambahkan perangkat lunak open source Android dengan tiga lapisan perlindungan keamanan:
– Boot yang aman
– Sebuah aplikasi-checker yang memastikan semua aplikasi Android diunduh adalah sah
– Pelindung anti-virus yang memastikan jika ada sesuatu yang menerobos, dapat ditutup dan dibuang dengan cepat
Senjata lainnya dari Priv adalah modelnya yang khas dengan menonjolkan keyboard fisik. Tentu ini akan nyaman digunakan bagi pengguna yang banyak menulis menggunakan perangkat smartphone-nya.
Debut Yang Lumayan
Pre-order Blackberry Priv di web resmi Blackberry sempat diberitakan bahwa permintaannya tak tak terlalu bagus. Ini terlihat dari pesanan baru Priv versi unlock belum bisa dikirim hingga 23 November. Sekarang, Priv terbukti laris seperti kacang goreng.
Dikutip dari Phonearena, pada 10 November pengecer online Amazon meletakkan Priv sebagai penjualan teratas di situs web AS. Harga yang ditawarkan sama dengan yang tertera pada web Blackberry yakni 699 dolar AS, dan terjual habis di Amazon dalam beberapa jam.
Jika penjualan Priv terus menjadi kuat, kemungkinan BlackBerry juga akan menawarkan Passport dengan rasa Android. Gambarnya sudah bocor beberapa waktu lalu dan mungkin saja Blackberry memang masih menunggu respon masyarakat terhadap Priv.
Tapi ini baru terjadi di Amerika Serikat dan untuk yang versi unlock. Apakah sukses ini bisa terjadi di Indonesia, dimana menjadi negara yang banyak pengguna Blackberry beberapa tahun silam, kita tunggu saja.